Senin, 20 Juli 2009

SEKOLAH TANPA BELL TEROBOSAN



SEKOLAH TANPA BELL TEROBOSAN UNTUK
MEMANTAPKAN DISIPLIN WAKTU

Oleh : Marjohan M.Pd


Febrianto M.Si
marjohanusman@yahoo.com

Sekarang banyak daerah ingin memajukan pendidikan misalnya seperti Kabupaten Tanah Datar. Kabupaten ini agaknya, adalah Kabupaten terkecil di provinsi Sumatra Barat kaya dengan sejarah budaya dan keindahan alam. Namun karena kurangnya promos] atau karena suasana ekonomi dan informasi keamanan global yang kurang berpihak pada Indonesia maka potensi wisata belum mampu untuk mendatangkan devisa dan ditambah dengan faktor sumber daya alam yang minus maka berakibat kepada PAD (Pendapatan Ash Daerah) yang rendah.
Beruntung bahwa pemerintah dan masyarakat Tanah Datar tidak berfikir statis, tidak patah hati oleh alasan SDA (sumber daya alam) yang minus. Mereka bangkit dan melirik bidang pendidikan untuk mengangkat kwalitas SDM (sumber daya manusia) maka hasilnya adalah sampai tahun 2005, kabupaten ini memiliki dua SMA unggulan yaitu SMA Unggul Padang Panjang dan SMP NEG 5 DAN -SMA NEGERI 3 BATUSANGKAR Unggul Tanah Datar , sekarang berubah nama menjadi SMP Negeri 5 dan SMA Negeri 3, yang berlokasi di kota Batusangkar .
Bupati Tanah Datar saat itu (tahun 2004) didukung oleh seluruh jajaran pemerintahan sangat antusias untuk menyediakan dana anggaran yang agak lebih untuk melakukan studi banding , menimba ilmu dan pengalaman langsung ke kota dan provinsi lain bahkan sampai ke Negara tetangga seperti Australia, Singapura dan Malaysia. Termasuk menugaskan guru-guru yang telah terseleksi sebagai guru-guru di SMP neg 5 dan SMA negeri 3 Unggul Tanah Datar untuk melakukan studi banding ke beberapa sekolah unggulan nasional di Jakarta di bulan Februari lalu.
Guru sebagai educator, motivator dan sebagai pelayan bagi anak didik adalah hasil observasi dari studi banding yang patut untuk diterapkan di sekolah paling muda ini. Untuk mengubah paradigma guru sebagai sosok serba formal dan sumber ilmu menjadi sosok educator, motivator dan pelayan bag] anak didik maka staf pengajar SMP NEG 5 DAN -SMA NEGERI 3 BATUSANGKAR unggul Tanah Data.r sepakat untuk melepas seragam pemda yang punya kesan formal dengan pakaian kemeja lengan panjang dan berdasi untuk pria dan busana blazer yang modis untuk guru wanita.
Staf pengajar di sekolah ini tidak lagi menunggu salam dari anak didik sebagaimana disikapi oleh banyak guru, tetapi memberi salam dengan penuh senyum. Staf pengajar di sekolah ini mengimplementasikannya dengan hadir lebih awal di sekolah untuk menyambut anak didik dengan penuh rasa cinta ibarat menunggu anak kandung sendiri .Dengan cara ini maka terbentuklah jembatan hati antara guru dan murid.
Metode yang ditawarkan oleh Negara maju dan dunia barat tampak cenderung untuk peningkatan kwalitas cognitive atau intelektual dalam porsi yang sangat besar. Ujungnya adalah menghasilkan manusia yang individualis, terlalu cenderung untuk berkompetisi dan mudah kesepian. Sehingga bila gagal mereka mudah untuk frustrasi atau bunuh diri. Pembelajaran di sekolah yang paling muda di Sumatra Barat ini menitik beratkan pendidikan yang berimbang antara intelektual, emosi dan spiritual.
Pembiasaan membaca Alquran dan memahami maknanya sebelum belajar di pagi hari, shalat dhuha dan melaksanakan shalat zhuhur berjamaah, membentuk studi Islam adalah beberapa upaya untuk memantapkan kwalitas spiritual. Mengembangkan dan melaksanakan program ekstrakurikuler seperti pramuka, beladiri, kunjungan ke panti asuhan dan lain-lain adalah merupakan beberapa usaha untuk membentuk kematangan emosional.
Sekolah dengan bell adalah suatu hal yang biasa dan sudah lazim ada pada banyak sekolah. Usai dari jam belajar yang panjang apalagi sampai membosankan telah membuat anak didik untuk melakukan eksplorasi untuk menjauhi lingkungan sekolah atau mencari sumber hiburan yang bisa memberikan suasana rileks. Sering bunyi bell untuk berkumpul kembali tidak begitu digubris. Sehingga cukup banyak guru atau murid agak lambat masuk kelas dan cepat meninggalkan kelas. Pada beberapa daerah ada sekolah yang memperoleh julukan ironis sebagai sekolah delapan sebelas. Maksudnya adalah masuk jam delapan pagi dan pulang sekolah jam sebelas, sudah jeias disana bell tanpa fungsi lagi.
Pada tahun itu kepala SMP NEG 5 DAN -SMA NEGERI 3 Batusangkar unggul Tanah Datar, terkesan dengan moto sebuah SMA di Singapura yaitu "school without bell'". Apakah ini dapat terwujud dan diterapkan di SMP NEG 5 DAN -SMA NEGERI 3 Batusangkar Unggul Tanah Datar ?
"Bersama kita bisa" adalah sebuah moto yang dipopulerkan oleh SBY (Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Republik Indonesia) ternyata juga cocok untuk sekolah ini. .Setelah melaksanakan pembelajaran selama satu semester dengan moto sekolah tanpa bell ternyata moto ini juga dapat diterapkan di sekolah ini.
Sekolah dengan bell atau sekolah tanpa bell hasilnya akan tetap nonsense kalau dibina oleh guru-guru yang berbeda persepsi. Maka menyatukan persepsi, visi dan misi, adalah syarat mutlak untuk menerapkan moto school without bell.
Sekolah yang berkualitas bagus kalau menerapkan moto school without bell dipastikan akan dapat memantapkan disiplin dalam memanfaatkan waktu dikalangan guru dan anak didik. Namun kwalitas pendidikan (kwalitas sekolah) tentu saja selain terkait oleh disiplin waktu juga ditentukan oleh factor kwalitas anak didik, guru, orangtua murid, masyarakat dan fasilitas penunjang itu sendiri.
Kata unggul adalah sebuah kata yang mudah untuk diucapkan tetapi butuh usaha maksimal dan kontinyu untuk bisa memperoleh dan mempertahhankannya. Kata ini dapat bergabung dengan kata sekolah menjadi sekolah unggul. Selanjutnya kita bisa bertanya tentang bagaimana untuk mewujudkan sekolah unggul tersebut (?).
Unggul atau tidak mutu suatu sekolah sangat dipengaruhi oleh latar belakang rumah tempat asal anak-anak didik, kwalitas orangtua, kwalitas guru dan masyarakat dan dana yang tersedia untuk mengimplementasikan program sekolah. Faktor financial sangat penting untuk penggerak semua kegiatan.
Sekolah unggul tentu akan menjadi sekolah idola dan akan diserbu oleh calon calon murid yang tergolong unggul di sekolah yang lama. Keunggulan anak didik ditentukan oleh factor sekolah dan factor rumah, yaitu sekolah yang unggul dan rumah yang unggul pula.Kwalitas mereka ditentukan oleh budaya dan suasana belajar di rumah dan di sekolah. Beberapa faktor pendukung kwalitas mereka adalah seperti tingkat sosial ekonomi dan SDM orang tua, pengaruh teman bermain dan faktor hiburan . Sedangkan faktor pendukung di sekolah adalah seperti tingkat SDM dan kehangatan pribadi guru, fasilitas belajar dan budaya serta iklim belajar di sekolah. Faktor-faktor ini agaknya sudah hadir dalam konsep dan pelaksanaan pembelajaran di SMP NEG 5 DAN -SMA NEGERI 3 BATUSANGKAR Unggul Tanah Datar ini.
Sekolah unggul tentu saja sangat menghargai waktu dan akan memanfaatkan waktu ibarat memanfaatkan uang. Tentu saja sebagian besar waktu digunakan untuk proses belajar. Guru di sekolah unggul memulai dan mengakhiri pembelajaran betul-betul tepat waktu. Sekolah unggul tentu harus berada dibawah pimpinan kepala sekolah yang unggul pu1a. Karena la akan menentukan jatuh dan bangunnya kwalitas sekolah tersebut. Kepala sekolah yang asal-asalan cerldrung untuk menghancurkan budaya dan iklim belajar sekolah. Sedangkan kepala sekolah unggul selalu komit dengan visi dan misi untuk mengangkat dan melestarikan kwalitas sekolahnya.
Sekolah unggul tentu harus memiliki standar indikator seperti yang digambarkan oleh Sergio Vanio (dalam Salfen Hasri;2004). Yaitu kwalitas anak didik harus dievaluasi secara objektif dan skor penilaiannya harus selalu meningkat . Anak didik di sekolah unggul harus sangat antusias dalam belajar. Guru pun harus sangat konsekwen dalam memberikan pekerjaan rumah (PR) dan menilai PR itu dengan konsisten. Sekolah harus memiliki program dan jadwal ekstrakurikuler serta masyarakat dan orangtua ikut peduli untuk perkembangan dan kemajuan sekolah tersebut.
Salfen Hasri (2004; 20) mendeskripsikan tentang kepala sekolah yang unggul atau yang efektif. Antara lain ; punya visi dan misi dan merealisasikanya bersama guru, staff, dan anak didik . la mempunyai harapan yang tinggi terhadap prestasi , selalu mengamati kwalitas guru dan anak didik serta mendorong mereka untuk memanfaatkan waktu . Disamping itu ia juga selatu memonitor prestasi individu guru, staff, siswa dan sekolah. Agaknya resep keunggulan yang diutarakan oleh Sergio Vanio dan Salfen Hasri telah terkonsep dan diimplementasikan di SMP NEG 5 DAN -SMA NEGERI 3 BATUSANGKAR Unggul Tanah Datar. Sebuah sekolah yang paling muda di Sumatra Barat yang menerapkan moto "School without bell".Sekolah tanpa bell dengan harapan dapat mendongkrak isiplin waktu dan kwalitas pendidikan,'
Marjohan, Guru SMA Negeri 3 (Program Layanan Keunggulan) Batusangkar. Sumatra Barat.

Tidak ada komentar:

Welcome

Selamat datang ke BOX saya
singgahlah
lihat-lihat apa saja hidangan yang ada dalamnya
mana tahu TUAN dan PUAN berkenan
ya download lah
terima kasih
Febrianto Ichigawa